Kuliah Part 9: Metode Studi kasus
Studi kasus digunakan dalam lingkup yg amat luas, melebihi metode apapun. Begitu luasnya, hingga ada yg meragukannya sbg metode penelitian yg dpt diandalkan.
Metode ini dpt digunakan utk penelitian kebijakan, ilmu politik, komunikasi, administrasi umum, tata perencanaan kota, dsb
Metode ini amat cocok utk menjawab pertanyaan how dan why.
Definisi:
Bentuk penelitian yg mendalam ttg suatu aspek lingkungan sosial yg mana manusia termasuk di dalamnya. (Nasution, 2006:26)
Suatu penelitian empiris yg menyelidiki fenomena dlm konteks kehidupan nyata, bilamana batas2 antara fenomena dg konteks tidak tampak dg tegas, dan multisumber digunakan. (Yin, 2003:18)
Studi kasus terjadi ketika peneliti melakukan eksplorasi thp identitas atau fenomena tunggal (the case) yg dibatasi oleh waktu, aktivitas dan pengumpulan detail informasi dg menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama waktu tsb. (Cresswel, 1994:11)
Keunggulan studi kasus:
Menjawab pertanyaan eksploratoris (what)
Note: Eksploratoris: Gaya Bahasa yang
menuntas habis tema
permasalahannya.
Menjawab pertanyaan deskriptif (how), note: Deskriptif: Gaya Bahasa yang
menggambarkan tema permasalahannya
Menjawab pertanyaan eksplanatif (why)
Pertanyaan eksplanatif ini dilakukan utk menyingkap konteks peristiwa, fenomena atau kasus yg sedang diteliti.
Setidaknya ada 3 model studi kasus:
Intrinsic case study:
Dilakukan utk melihat suatu fenomena secara intrinsik. Oleh karenanya, tidak dilakukan utk membangun teori.
Instrumental case study
Dilakukan karena alasan eksternal, bukan karena ingin mengetahui hakikat kasus. Biasanya dilakukan utk membuktikan sebuah teori yg sudah ada.
Collective case study
Dilakukan utk menarik kesimpulan atau generalisasi atas fenomena atau populasi atas kasus2 tsb.
Terdapat enam pertimbangan utk mengangkat suatu kasus:
Sifat alamiah suatu kasus, khususnya mengenai aktivitas dan fungsi.
Latar historis.
Setting fisikal (terbatas hanya pada sesuatu yang bersifat fisik).
Konteks lain (ekonomi, politik, hukum dan estetetik)
Kasus2 lain melalui mana kasus ini dikenali.
Informan2 melalui mana kasus ini dikenali.
Ada tiga prinsip yg harus diperhatikan dlm mengumpulkan bukti studi kasus (Yin, 2003:101):
Penggunaan sumber bukti2 dr dua atau lebih sumber, tetapi menyatu dg serangkaian fakta atau temuan yg sama.
Penggunaan data dasar dan kumpulan formal bukti yg berlainan dr laporan akhir studi kasus yg bersangkutan. Dan,
Penggunaan serangkaian bukti dan keterkatitan eksplisit antara pertanyaan2 yg diajukan , data yg terkumpul dan konklusi2 yg ditarik.
Semakin ketat menggunakan prinsip2 di atas, maka semakin meningkat pula kualitas substansial studi kasus yg kita laksanakan.
by Pak Guru Judin
linux ftp server